Kamis, 19 November 2009

Penemuan Penemuan Ilmiah Terpenting Sepanjang Masa

Pengungkit/Pesawat Sederhana dan Pelambung(Levers and Buoyancy)
Apa kah itu? Prinsip dasar yang menjadi pondasi bagi semua fisika dan teknik
Penemu : Archimedes

Mengapa merupakan salah satu penemuan terbesar ?
Konsep pelambungan (air mendorong objek keatas sama dengan berat air yang digantikan objek) dan pengungkit (gaya mendorong kebawah pada satu sisi dari pengungkit menciptakan gaya mengangkat pada sisi lain yang proposional pada panjang dua sisi pengungkit) mendasari semua ilmu kuantitatif dan teknik. Prinsip ini mewakili pemahaman manusia yang paling awal mengenai hubungan dalam dunia fisika di sekitar kita dan merumuskan secara matematika kejadian fisika di dunia. Berbagai kemajuan ilmu dan teknik bergantung pada penemuan 2 prinsip ini.

Matahari Sebagai Pusat Alam Semesta
Tahun penemuan : 1520
Apa itu? Matahari sebagai pusat alam semesta dan bumi berputar disekitarnya
Penemunya : Nicholaus Copernicus

Mengapa merupakan salah satu penemuan terpenting?
Copernicus mengukur dan mengobservasi planet dan bintang-bintang. Dia mengumpulkan, menyusun, dan membandingkan hasil observasi lusinan astronom. Dengan melakukan demikian, Copernicus menantang kepercayaan selama 2000 tahun bahwa Bumi diam tidak bergerak dan merupakan pusat alam semesta serta planet-planet, matahari, dan bintang berputar mengelilinginya. Pekerjaannya mewakili titik awal pemahaman kita terhadap alam semesta disekitar kita dan dunia astronomi.

Dia juga yang pertama melakukan observasi secara ilmiah sebagai dasar perkembangan teori ilmiah. Sebelum masanya orang-orang menggunakan logika dan pemikiran sebagai dasar teori. Dengan cara ini, Copernicus meluncurkan astronomi modern dan metode ilmiah modern.

Bagaimana Caranya Di Temukan?
Tahun 1499, Copernicus tamah dari Universitas Bologna, Italia. Ditasbihkan menjadi pendeta oleh Gereja Katolik. Kembali ke Polandia bekerja dengan pamannya, Uskup Waczenrode di Katedral Frauenburg. Copernicus diberi ruangan teratas di menara katedral sehingga dia dapat melanjutkan pengukuran astronominya.

Pada masa itu orang-orang masih percaya model alam semesta ciptaan seorang ilmuwan Yunani, Ptolemi yang hidup 1500 lebih awal. Menurut Ptolemi, bumi merupakan pusat alam semesta dan tidak pernah bergerak. Matahari dan planet-planet berputar mengelilingi bumi dalam lingkaran besar, sedangkan bintang-bintang terletak lebih tinggi lagi di kubah alam semesta. Tetapi dengan pengukuran yang teliti pada gerakan-gerakan planet tidak sesuai dengan model Ptolemi.

Jadi para astronom memodifikasi pandangan Ptolemi dengan menambahkan lebih banyak lingkaran dalam lingkaran yang dikenal dengan epi-circle. Sebuah model baru yang diklaim bahwa setiap planet berjalan di lingkaran-lingkaran kecil ini dan juga orbit lingkaran raksasa yang mengelilingi bumi. Abad berganti abad, kesalahan demi kesalahan semakin banyak ditemukan. Dan semakin banyak epi-circle di dalam epi-circle lagi. Sehingga planet-planet bergerak dalam sebuah epi-circle yang ada di dalam epi-circle.

Copernicus berharap menggunakan suatu teknologi “modern” (teknologi abad 16 tentunya) untuk menyempurnakan pengukuran Ptolemi dan moga-moga dapat menghilangkan beberapa epi-circle. Hampir selama 20 tahun Copernicus berjuang untuk mengukur posisi semua planet setap malamnya. Bertahun-tahun, Copernicus mulai bertanya-tanya, bagaimana gerakan planet ini kelihatannya jika dilihat dari sudut pandang planet lain yang bergerak. Ketika kalkulasinya berdasarkan ide ini ternyata lebih akurat dalam menentukan gerakan planet, dia mulai bertanya-tanya bagaimana gerakan planet ini seandainya Bumi yang bergerak. Dengan segeranya, pemikiran ini langsung menunjukkan titik terang.

Setiap planet terlihat dari berbagai jarak dari Bumi pada masa yang berbeda sepanjang tahun. Copernicus menyadari bahwa itu artinya Bumi tidak mungkin berada ditengah-tengah orbit lingkaran planet. Dari 20 tahun melakukan observasi ini dia mengetahui bahwa hanya matahari yang tidak berubah ukurannya secara nyata dari sepanjang tahun. Ini artinya jarak Bumi dengan Matahari selalu sama. Jika Bumi bukan pusatnya, maka Matahari-lah pusatnya. Dia dapat menghilangkan semua epi-circle dan tetap dapat mengetahui gerak planet dengan lingkaran sederhana terhadap matahari.

Tetapi adakah orang yang akan percaya model Copernicus yang baru ini. Seluruh dunia, terutama Gereja Katolik yang sangat berkuasa percaya bahwa Bumi merupakan pusat alam semesta. Takut mendapat hukuman dari Gereja, Copernicus sama sekali tidak berani mempublikasi penemuannya ketika masa hidupnya. Hasilnya baru dipublikasi ke publik pada tahun 1543, dan selalu dicemooh dan diejek oleh Gereja, astronom dan universitas-universitas. Akhirnya 60 tahun kemudian, Johanes Kepler kemudian Galileo Galilei membuktikan bahwa Copernicus adalah benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar